Gunungkidul – SD Muhammadiyah 1 Patuk berhasil menyelenggarakan kegiatan menanam sayur hidroponik bersama Desamind Chapter Gunungkidul dan Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (KKN UGM) pada Rabu, 13 November 2024.
Berdasarkan penjelasan Purwanto, S.Pd. SD., Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Patuk, langkah itu diambil berdasarkan permasalahan banyaknya sampah botol plastik dan belum adanya inovasi daur ulang. Dari fenomena tersebut, mengubah sampah menjadi media tanam secara hidroponik yang bermanfaat untuk lingkungan maupun sebagai pembelajaran anak-anak dinilai sangat tepat.
“Hidroponik sendiri merupakan soilles culture atau budidaya tanpa tanah dengan berbagai keunggulan memberikan hasil tanaman lebih banyak, lebih steril, tanaman mampu tumbuh cepat, bebas dari hama maupun gulma, dan mudah diterapkan,” terang Purwanto.
Lebih lanjut, Putri Felita selaku inisiator program menuturkan menanam dengan hidroponik juga memiliki esensi mengenalkan anak-anak terkait mengubah barang bekas yang awalnya dinilai tidak ada gunanya menjadi sesuatu yang berharga.
“Dengan demikian, pembelajaran ramah lingkungan yaitu daur ulang dan metode penanaman sayur secara praktis bisa didapatkan para siswa,” tutur Putri.
Acara ini mendapatkan antusias luar biasa dari 46 siswa yang terlihat bersemangat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Apalagi menanam sayuran dengan cara hidroponik dianggap asing dan belum pernah dilakukan.
“Dengan sabar dan teliti mereka memperhatikan tahapan demi tahapan yang dipraktekkan mulai dari menyiapkan alat dan bahan, membuat media tanam, serta menyemai benih seperti pakcoy, sawi, seledri, kangkung, dan bayam,” tambahnya.
Bima Darpa Pradita, salah satu peserta kegiatan merasa senang bisa merasakan menanam sayuran dengan metode baru.
“Saya baru pertama kali menanam seperti ini. Biasanya hanya ditaruh di tanah dan dibiarkan. Kalau ini kan unik, apalagi tidak perlu capek-capek menyiram setiap hari,” ungkap siswa kelas 5 itu.
SD Muhammadiyah 1 Patuk berharap gerakan menanam sayur dengan hidroponik memanfaatkan sampah botol yang sangat ramah lingkungan ini bisa diterapkan di sekolah-sekolah lain.
“Semoga terobosan yang kita lakukan mampu memberikan contoh untuk menciptakan sekolah ramah lingkungan dan bisa memberikan pengajaran efektif bagi anak-anak,” tegas SD Muhammadiyah 1 Patuk melalui perwakilan Purwanto. (zm)