Surakarta – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Nadhiyul Munadharah Lillughatil Arabiyah atau UKM NAMLAH Universitas Muhammadiyah Surakarta menyelenggarakan diklat dengan judul “Al Jahdu Liin Taji Munadhirin Liin Taji” untuk anggota baru NAMLAH yang bergabung di tahun 2024. Acara ini berlangsung di Karanganyar pada 11-13 Oktober lalu.
Diklat NAMLAH merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan anggota baru terhadap berbagai aktivitas yang ada di UKM NAMLAH. Ketua panitia diklat, Muhammad Thoriq Al Farisi, menyatakan, “Diklat ini diadakan untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang UKM NAMLAH kepada anggota baru, serta memberikan materi terkait pengorganisasian, debat, dan pelatihan bahasa Arab.”
Sebanyak 21 mahasiswa dari berbagai fakultas, seperti FKIP, FAI, dan Psikologi, mengikuti diklat ini. Kegiatan ini juga menghadirkan Demisioner UKM NAMLAH, Luth Hafidz Bahtiar dan Gus Amin Fadhil, sebagai narasumber materi debat dan pelatihan bahasa Arab. Selain itu, Ibrahim Shidiq Lubis, mahasiswa Prodi IQT semester 7 yang juga merupakan anggota UKM NAMLAH, turut menjadi pemateri dalam sesi pengorganisasian.
Thoriq, selaku ketua panitia, menyampaikan harapan agar semua anggota baru UKM NAMLAH ke depannya dapat menjadi generasi yang kritis serta mahir berbahasa Arab. “Harapannya, diklat ini menjadi langkah awal bagi anggota baru untuk semakin giat belajar debat bahasa Arab, lebih baik dari generasi sebelumnya, dan ilmu mereka semakin bertambah,” ujar Thoriq.
Sejalan dengan harapan tersebut, salah satu peserta diklat, Muh Hidayat, juga menyampaikan aspirasinya. “Saya berharap kegiatan diklat ini dapat membantu menumbuhkan semangat belajar debat bahasa Arab dan dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti diklat,” ungkap Hidayat.
Selain sesi materi dan simulasi debat, panitia diklat juga menyiapkan berbagai permainan yang berlangsung di akhir acara. “Seru banget, anggota-anggotanya asik. Senang mendapat banyak ilmu, terutama sebagai sarana menjaga kemampuan bahasa Arab yang pernah saya pelajari di pondok dulu,” kata Hidayat, peserta diklat dari Fakultas Agama Islam (FAI). (Fatimah/Hananfajri/edutalent.id)