Edutalent.id, Wonogiri-Bakat pada pengertianya merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang yang lebih berbakat dan lebih cepat mengerjakan pekerjaannya dibandingkan dengan seseorang yang tanpa bakat. Pada umumnya bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang perlu diasah kemampuanya dan dikembangkan secara konstan-konsisten. Sedangkan minat adalah memfokuskan diri pada suatu bidang atau mengikatkan diri pada suatu hal dengan mencurahkan segala daya, pikiran, juga perasaan. Lebih lanjut menurut Tanjung (2022) minat adalah suatu hal yang dilakukan seorang tanpa ada suruhan dan dilakukan dengan perasaan suka, misalnya minat peserta didik pada melukis, sepak bola, renang, bernyanyi dan lain sebagianya.
Proses menumbuhkembangkan minat bakat peserta didik tidak lepas dari sejuta peran guru salah sekian menjadi motivator bagi peserta didik. Sejalan dengannya, amanat pendidikan dilaksanakan dengan tujuan memberikan bekal keterampilan awal pada anak dalam menuntaskan hasrat di bidang yang diminati. Didukung melalui kemampuan dan kualifikasi guru yang optimal dan profesional sehingga mampu mencetak peserta didik pada gerbang keberhasilan. Tidak hanya itu energi positif dan pengalaman dari seorang guru turut mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki anak.
Seperti halnya Bu Yuyun, guru kelas 4 A SD Muhammadiyah Inovatif Baturetno menggelar lukisan Ayya siswanya sebagai cover kalender 2025. Gagasan ini lahir atas dasar untuk mengapresiasi dan rasa bangga beliau yang ingin mempublikasikan bakat siswanya. Kalender tersebut menjadi ajang pentas kreasi dan prestasi anak lainnya mulai dari cover hingga halaman akhir. Kalender baru itu penuh dengan penghargaan gemilang, apresiasi nan bentuk kasih guru menyombongkan kepiawaian siswanya. Tak akan bisa diduplikat semangatnya.
Guru dengan sejuta perannya, adalah guru yang membimbing anak didiknya pada jalan minat-bakat bawaan mereka. Sejatinya kemahiran Ayya dalam menggambar merupakan usahanya sendiri akan tetapi hal tersebut tak akan terjadi jika guru abai dengan potensi peserta didik. Oleh sebab itu, pada pembahasan diatas telah diterangkan peran guru sangat berdampak hebat pada rasa percaya diri anak. Sejuta peran guru lainnya yakni menginspirasi peserta didik untuk berkarya dan bermanfaat untuk umat.
Salah contoh nyatanya, adalah tindakan Bu Yuyun yang mementaskan karya anak muridnya pada publik lewat cover kalender tahun depan. Tindakan ini merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan seorang guru atas rasa bangganya pada kemampuan anak. Guru tidak hanya lihai mengajar dikelas, tidak hanya ahli dalam memotivator dan mendukung karya anak tetapi juga mendorong anak untuk mentas dari kadang. Bagi guru prestasi peserta didik adalah gold medal yang dikalungkan untuknya. Karya semewah dan semegah gambar diatas memang patut dipergelarkan pada publik. Ayya, seniman cilik asal Wonogiri yang gemar menggambar sejak kecil pantas mendapat banyak puja-pujian dari orang-orang.
Sejuta inovasi dan kreasi peserta didik SD MUHIBA Baturetno sungguh tak mendusta, anak-anak bertalenta dari perbatasan Wonogiri ini wajib dikenal masyarakat luas. Mahakarya indah tersebut tercipta dari tangan mungil berdarah seni yang mengalir dalam tubuhnya. Pada dasarnya, Ayya memang dikenal menyukai menggambar sejak kecil sehingga tak heran di kelas 4 hasilnya sungguh memukau mata. Mungkin ini berlebihan, namun bakat yang dilatih akan menjadi keterampilan yang tiada tandingnya. Pada intinya bakat tanpa disertai kerja keras-berlatih hanya akan membuat kemampuan berada pada level jalan ditempat. Untuk itu kunci daripada hasil adalah proses yang berprogress.
Tidak semua anak berbakat menggambar, itu benar. Namun, inilah bukti keadilan Allah pada hambanya, dimana setiap anak memiliki potensi bawaan yang berbeda-beda. Potensi yang berbeda-beda ini tentu bertujuan untuk kemaslahatan umat. Ada yang pandai menulis, berdakwah, bertani, membangun gedung dan keterampilan lain untuk membantu kehidupan manusia yang terus bergerak maju. Dengan penjelasan tersebut kita sebagai seorang guru seharusnya dapat bersikap adil dan bijak dalam menanggapi potensi peserta didik. Mampu bersikap ulet dan telaten menemani anak di jalan tempuh mereka masing-masing. Sejuta peran seorang guru ini yang menumbukembangkan potensi minat bakat anak di sekolah. Tidak peduli peranan apapun itu akan dilakukan seorang guru untuk menyenangkan anak didiknya misalnya, menjadi cheerleader saat siswa sedang unjuk gigi.
Inilah secuil kisah dari kami sekolah pinggiran Wonogiri, yang berusaha menembus batas. Saling bergayut memaksimal potensi agar tertunai bakti diri menjadi sebaik-baiknya insani.
Penulis: Pratiwi Yulia Saputri