Sekolah Rakyat Wujud Transformatif-Adaptif Pendidikan Nasional

Edutalent.id – Surakarta. Bentang sejarah pendidikan Indonesia, lahir kembali konsep Sekolah Rakyat (SR) yang diharap menjawab kebutuhan utama bahwa pendidikan yang merata dan inklusif. Konsep ini relevan dengan semangat kebangkitan nasional yang dipelopori, seperti KH Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara, yang mengumandangkan pendidikan sebagai alat pembebasan dan pemberdayaan masyarakat.

SR berfungsi sebagai institusi pembelajaran formal, juga sebagai wujud gerakan transformative-Adapif yang sesuai dengan dinamika zaman. Secara historis, SR memiliki akar yang kuat di masa pergerakan kemerdekaan. Di era tersebut, para guru dan aktivis pergerakan kebangsaan menyadari bahwa pendidikan harus ditransformasi sesuai dengan keadaan Masyarakat, bisa saja wujud intiusi formal dengan cara mengadaptasi wujud sekolah yang ada pada saat itu. Pendidikan agar dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Ungkapan indah bernilai filosofi “ing ngarso sung tulodo” yang artinya memberi teladan melalui sikap dan tindakan nyata sehingga nilai-nilai luhur bangsa dapat diteruskan kepada generasi berikutnya. Konsep SR ini menginspirasi lahirnya berbagai model pendidikan yang menitikberatkan pada partisipasi aktif, kreativitas, dan kemandirian peserta didik.

Tokoh-tokoh Pendidikan masa pergerakan kemerdekaan telah memberikan kontribusi besar sebagai pencetus dan penggerak ide SR. Melalui perjuangan mereka, SR tidak hanya berwujud bangunan fisik, tetapi juga mencerminkan karakter gotong-royong, keberagaman, dan inklusivitas dalam sistem pendidikan nasional. Melalui peran aktif para pendidik yang profesional, bervisi untuk mencetak generasi emas yang berintegritas dan kompeten semakin menguat.

Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang transformatif-adaptif, terdapat lima pilar utama yang menjadi landasan visi dan misi SR, yaitu: (a) Pendidikan Inklusif: Menjamin akses pendidikan bagi seluruh anak bangsa tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, maupun budaya. (b) Keterlibatan Komunitas: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembelajaran, sehingga sekolah menjadi pusat interaksi sosial yang positif. (c) Pengembangan Karakter: Menekankan pentingnya nilai moral dan etika sehingga peserta didik tidak hanya pintar secara akademis tetapi juga memiliki integritas tinggi. (d) Inovasi dan Kreativitas: Mengadaptasi teknologi dan metode pembelajaran modern yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih dinamis dan menyenangkan. (e) Kemandirian dan Kepemimpinan: Melatih generasi muda untuk menjadi individu yang mandiri, kritis, dan memiliki jiwa kepemimpinan demi kemajuan bangsa.

Implementasi lima pilar tersebut di samping berfungsi sebagai strategi pendidikan, juga sebagai fondasi untuk menciptakan sistem pendidikan nasional yang berkelanjutan. Berbekal semangat optimis dan keyakinan yang kuat, bangsa Indonesia mampu mencetak generasi emas yang unggul di bidang akademis dan memiliki karakter bangsa yang kokoh.

SR digadang-gadang mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global dan mampu bersaing di kancah internasional. Pendidikan nasional yang transformatif-adaptif ini akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara yang mandiri, berbudaya, dan berdaya saing tinggi. Dengan kolaborasi yang sinergis antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat, transformasi ini tidak hanya menjadi mimpi, melainkan kenyataan yang bisa diraih melalui tekad dan kerja keras bersama.

Ke depan, dengan penerapan konsep ini secara menyeluruh, diharapkan generasi penerus bangsa dapat tumbuh menjadi warga bangsa yang berkualitas, beretika, dan siap membawa Indonesia ke puncak kejayaan di era globalisasi. Sekolah Rakyat sebagai paradigma baru adalah cerminan harapan dan cita-cita luhur bangsa untuk mencapai pendidikan nasional yang sejati dan berwibawa. Mari kita sambut kehadiran “Sekolah Rakyat sebagai Paradigma Baru Beraroma Transformatif-Adaptif Pendidikan Nasional”

Penulis: Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *