Edutalent.id, SUKOHARJO – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo menggelar Rapat Koordinasi dan Pembinaan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Sukoharjo, Jumat (26/9). Acara ini mengusung tema yang unik sekaligus inspiratif, yakni “Kepala Sekolah Terjangkit Virus Growth Mindset.”
Kegiatan yang berlangsung di Meeting Room Gedung PGRI Sukoharjo tersebut dihadiri lebih dari 80 kepala MI. Kehadiran para pimpinan madrasah ini menjadi bukti nyata keseriusan mereka dalam menyambut tantangan baru dunia pendidikan, khususnya dalam membangun kepemimpinan yang progresif.
Ketua Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Sukoharjo, Bahren Ahmadi, menegaskan bahwa pemilihan tema ini memiliki filosofi mendalam. Menurutnya, istilah “virus” sengaja digunakan untuk menggambarkan semangat growth mindset yang harus menyebar ke seluruh pemimpin madrasah.
“Virus growth mindset ini bukan untuk dihindari, tapi justru harus menyebar luas. Kita ingin kepala madrasah menjadi agen perubahan yang tidak takut gagal, terus belajar, dan mampu memimpin dengan visi yang progresif,” ungkap Bahren dalam sambutannya.
Pertemuan ini tidak hanya berfungsi sebagai rapat koordinasi, tetapi juga wadah pembinaan dan motivasi bagi para kepala madrasah. Tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong kepala MI untuk menginternalisasi pola pikir berkembang dalam kepemimpinan, sekaligus menyelaraskan arah kerja madrasah dengan kebijakan pendidikan nasional maupun lokal.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antar kepala MI. Dengan semangat kebersamaan, diharapkan setiap madrasah dapat berbagi inovasi dan strategi demi meningkatkan mutu pendidikan di Sukoharjo.

Berbagai materi pembinaan disajikan dalam forum ini, di antaranya “Menjadi Pemimpin Pembelajar: Praktik Growth Mindset di Madrasah”, “Strategi Meningkatkan Mutu MI Melalui Kepemimpinan Transformatif,”* serta “Digitalisasi dan Inovasi Pembelajaran di Era Merdeka Belajar.”
Materi-materi tersebut dirancang untuk menjawab kebutuhan terkini pendidikan, terutama bagaimana seorang kepala sekolah mampu beradaptasi di era digital, menjadi teladan pembelajar, serta memimpin dengan pendekatan transformatif.
Muh. Rofi Imtihan, salah satu peserta, menyampaikan kesannya atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, seorang kepala madrasah harus mampu menjadi role model pembelajar sepanjang hayat. “Para kepala MI dituntut untuk terus berinovasi dalam mengembangkan madrasah, sehingga keberadaan MI semakin relevan dengan kebutuhan zaman,” ucapnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk membawa perubahan positif di lingkungan madrasah. Dengan semangat growth mindset, para kepala MI di Sukoharjo siap menjadikan madrasah sebagai pusat pembelajaran yang unggul, inklusif, dan berdaya saing.